Kisah Murid Yang Di Perkosa Guru
Gita yang sedang asik memandangi tubuhnya dikaca, tiba-tiba saja gurunya mendekap lalu memperkosanya diruang ganti sekolah.
rangtuaku bekerja di kantor berangkat pagi pulang pagi itulah mereka. Aku dibilang kurang perhatian ya memang iya, karena orangtua sedikit kurang peduli denganku. Tapi mereka sibuk bekerja demi kebaikanku. Jadi aku tidak pernah protes biarkanlah yang penting uang saku selalu ada buatku.
Lingkungan sekolahku rata-rata mereka anak orang kaya. Aku hanya mengikuti gaya mereka jika ada uang lebih aku selalu meminta barang-barang yang branded supaya tidak ketinggalan dengan mereka. Tapi pergaulan mereka terlalu bebas,aku kurang suka. Aku termasuk orang memiliki percaya diri yang tinggi, aku memang tidak kaya seperti mereka. Tapi kalau wajah jelas aku lebih dari mereka, aku cantik banyak teman pria yang suka sama aku.
Kalau berangkat sekolah menggunakan rok mini diatas lutut, baju yang kancingnya dibuka. Aku mengikuti gaya mereka biar nggak dibilang ketinggalan jaman. Ya begitulah namanya anak kota, sinetron banget. Pernah teman priaku berkelahi Cuma gara-gara ngrebutin aku. Jelas aku menolak mereka daripada merusak pertemanan mending nggak aku terima semua.
Tapi kini aku memiliki pacar namanya Rico, dia anaknya ganteng. Keturunan Cina putih bersih wangi dan berpakaian rapi. Aku dan dia pacaran sudah 5 bulan. Ya cinta monyet gitu, cinta ala anak SMA. Dia anak orang kaya kalau sekolah aja bawa mobil antar jemput aku. Dia sopan tidak pernah macam-macam paling keluar makan gitu aja.
Pacaran swajarnya layanya berteman namun dengan perasaan sayang. Aku juga belum tau banget apa itu arti cinta. Kebetulan kita nggak sekelas, dia kela A dan aku kelas B. kalau pacaran ketemuan di kantin sekolah makan siang bareng. Kadang dia romantic kasih aku bunga, coklat atau apalah yang buat aku bahagia. Rico termasuk cowok pendiam di sekolah, tidak bergaya walaupun dia anak orang kaya. Aku suka sifat dia yang selalu merendah tidak sombong.
Banyak orang yang sirik dengan aku dan Rico, padahal kita juga biasa aja. Apalagi tuh kakak kelas pengennya damprat aku terus, pengen jadi pacarnya Rico. Tapi Rico sukanya sama aku, jangankan teman satu angkatanku kakak kelas aja lewat lebih cantikan aku. Aku orang yang pemberani, kalau tidak salah aku berani melawan.
Setiap ada yang menyakitiku selalu aja kalah dengan omelanku. Cewek harus pemberani supaya tidak lemah dimata pria itu yang diajarkan mama. Aku punya pengalaman buruk di masa SMA, aku diperkosa guruku di ruang ganti pakaian di sekolah. Waktu itu pelajaran olahraga setiap siswa cewek harus ke ruang ganti untuk ganti baju. Di sekolah disediakan tempat untuk ruang ganti.
Aku menuju ruang ganti baju disana semua siswa wanita bersama-sama ganti baju. Udah biasa mlepas baju bareng, cuma pake bra kita ketawa ketiwi. Aku sering diejekin gara-gara payudaraku yang paling besar, montok,
“payudaramu bohay ya Git…”
“apa sih pengen ya kalian pada ketawa ketiwi lihat payudaraku pengen ya kalian??”
Teman-temanku ketawa keras banget, aku hanya diam udah biasa mereka kayakgitu. Aku anggaap Cuma candaan belaka. Peluit Pak Rido sudah berbunyi 3 kali artinya semua siswa harus sudah kumpul dilapangan basket.
Semua siswa segera berlari menuju lapangan basket. Menggunakan seragam olahraga yang ketat, payudaraku terlihat menonjol besar. Teman pria ku melihatku sambil menunjuk wajahku, aku merasa nggak nyaman. Tapi cuek ajalah mereka kurang ajar selalu lihat bagian-bagian tertentu.
Waktu itu aku pra merah, terlihat jelas warnanya karena baju olahragaku tipis banget.
“eh Git, bra mu merah ya???”. Ucap Vina temenku.
“iya kamu kok tau sih, keliatan ya??”
“iyalah git, secara baju olahraga kita kan tipis, menonjol banget payudaramu hmmmm..”
“biarinlah cuek aja emnag kayka gini kenyataannya” ucapku sambil senyum.
Basket di mulai aku bermain dengan lincah, pas masukin bola tanganku mengangkat keatas , payudaraku terlihat dengan jelas. Semua pria temanku bengong menatapku, ku lempar bola kea rah gerombolan itu. Mereka menertawakan aku, aku semakin marah aku lempar sepatu mereka. Akhirnya bubar jam olahraga usai, aku menuju ke kantin untuk ketemu Rico.
Rico buru-buru pulang karena ibunya sakit, dia meninggalkan pesan dengan ibu kantin. Aku bergegas kembali ke ruang ganti kembali. Sepertinya udah sepi nggak ada orang, aku masuk ruangan. Di dalam ruangan yang banyak kaca itu aku ganti baju.
Aku membuka baju sambil ngaca aku melihat payudaraku yang montok. Aku hanya memakai bra dan berkaca melihat ke samping ke atas. Aku memegang payudaraku dengan kedua tanganku, besar juga ya payudaraku. Bohay montok padahal usiaku masih dini beda dengan teman-teman yang masih kecil bahkan ada yang memakai miniset. Aku terus berkaca memandangi postur tubuhku yang sangat sexy.
Tiba-tiba terdengar suara berisik dari luar aku menutup payudaraku dengan baju kembali. Setelah keramaian hilang aku membuka lagi seakan masih belum puas memandangi payudaraku sendiri. Aku mendengar suara orang masuk ruangan tapi tidak ada orang sama sekali. aku mencoba lihat dari pintu juga tidak ada orang, aku menuju kamar mandi. Setelah aku keluar aku menjerit ada Pak Arif di depanku.
Keadaan aku nggak pake baju hanya bra yang menutupi payudaraku. Aku sangat terkejut melihat pak Arif guru sejarah di sekolahku. Usia dia kira-kira 35 tahun udah setengah tua bagiku diajuga sudah berkeluarga,
“pak maaf pak saya nggak tau kalau ada bapak…” ucapku sambil berjalan kea rah ruang ganti untuk mengambil baju kembali.
Anehnya pak Arif hanya diam saja memandangiku dengan penuh perhatian. Aku ketakutan melihatnya, dia semakin mendekati aku. Aku berusaha lari mendekati pintu aku lihat sudah terkunci. Pak Arif memegang kunci dia menunjukan kunci itu,
“maksudnya apa pak, jangan pak..jangan…”
Dia berjalan mendekatiku, menarik tanganku dengan keras. Dia menyeretku karena aku menolak untuk mendekat. Semakin kasar dia memperlakukan aku, aku di dorong ke kursi dekat kaca. Sakit banget pantatku,
“aduuuhh..sakit pak…”
Pak Arif tanpa bersuara sedikitpun aku takut kalau dibunuh seketika di ruang ganti ini. Pikiranku sudah nggak karuan pengen teriak tapi mulutku dibekam tangannya. Pak Arif menarikku aku berhadap dengan wajahnya. Memandangiku lama banget, aku sudah ketakutan melihatnya. Tak lama kemudian dia memegang wajahku didekatkan dengan bibirnya. Dia kecup bibirku aku menolak aku beteriak. Dia menampar pipiku dengan keras,
“sakit pak…jangan pak jangan lakukan ini…”
Masih tanpa suara , mengecup bibirku hingga memerah terus dia kecup. Lidahnya masuk kedalam mulutku , ngeri lihat tampang garangnya. Setelah itu aku disuruh melepas baju tetapi aku tidak mau, aku menolak. Namun pak Arif terus memaksa aku untuk membuka baju dia dengan kasar membuka bajuku. Payudara dengan bra merah itu terbuka lebar di dpan matanya.
Tanganku digengam erat, bibirnya menciumi payudaraku , belahannya dia jilati. Geli banget rasanya, aku harus keluar dari ruangan ini,
“ahhhh …pakkk…jangan paakkk….ahhhh…….”
Tali bra ku dilepas , menggantung dengan sangat indah kedua payudaraku. Aku meneteskan airmata, dan berfikir untuk keluar dari ruangan ini. Handphone aku berbunyi, aku mencoba mengambilnya dengan tangan kiriku. Pak Arif yang sedang asyik menciumi payudaraku. Pas lagi mau pegang hp, tangan pak Arif menarik tanganku dan HP dia geserkan jauh dari aku,
“tolong pak jangan lakukan ini pak, saya murid bapak tolong pak….”
Aku terus memohon pak Arif agar melepaskan aku,
“jangan banyak bicara kamu..turuti saja kalau tidak kamu akan aku sakiti..”
Aku semakin takut rasanya udah nggak kuat lagi pengen teriak. Apa daya ancaman pak Arif lebih kuat dari keinginanku , tidak bisa menolaknya. Pak Arif menciumi payudaraku, putingku dia mainakn dengan jarinya. Diputar-putar hingga aku tak kuasa, menjilati putting perawan sesuka hatinya. Tanganku berusaha menahan kesakitan karena sesekali pak Arif menggigit puttingku,
“akkkhhh…sakit pak…akkkhh…..”
Terus meremas dan mengulum putingku yang masih merah itu, payudara yang keras semakin membuat pak Arif bergairah. Nafsunya tinggi banget, kasar terkadang aku sampai kesakitan. Pak Arif layaknya pria hidung belang yang hypersex. Celanaku dilepas dengan kasar, terlihat memekku yang masih suci itu. Tanpa rambut yang tumbuh masih asli perawan. Tangannya mengelus memekku dengan lembut, terus dari atas hingga bawah aku tak kuasa,
“oooohhh…pakkkk…ooohhh……”
Aku memintanya berhenti namun pak Arif sudah semakin bergairah melepas semua pakaiannya. Baru pertama kali ini aku melihat penis pria , dan kali ini milik orangtua. Ngeri deh gede banget tegak kencang itu yang namanya horni. Aku terus melihatnya, aku terbawa suasana,
Pak Arif menciumi memekku yang suci ini.
“ahhhh…pakkkkk…jangan pak….ahhhhh…sudah pak….ahhhh…..”
Lidahnya menjilat selakanganku kanan kiri geli banget. Aku merasa nikmat apa ini yang dinamakan horni, aku masih belum ngerti. Kemudian jari pak Arif membuka lipatan memekku dari luar hingga ke dalam. Lidahnya kembalimenjilat bagian-bagian sensitifku,
“ooouuggghhh..paakkk….ouuugghhh……”
Aku mendesah takut dan nikmat menjadi satu, karena baru pertama kalinya. Pak Srif tidak pandang bulu dia terus mencoba menikmati tubuhku dan perawanku. Seseklai masih saja meneteskan mata, karena aku menyesal telah dibuat seperti ini oleh guruku sendiri,
Penisnya digesek-gesekan ke lubang memekku lmbut kerasa nikmatnya.
“ahhhh…ahhh…keluar pak…aku keluar….”
“ayo terus keluarkan nggak papa cantik, itu akan nikmat terus keluar biar licin ya sayang…” ucap pak Arif
Dia menanggapi aku, namun aku tak tahu apa yang dia katakana aku belum mengerti. Menggesek-gesekkan lama banget.Tubuhku bergerak menggeliat merasakan kenikmatan. Semakin aku bergerak pak Arif semakin bersemangat memainkan aku. Ujung penisnya dimasukkan ke memekku. Tampak kesusahan karena memekku masih perawan harus dipaksa dimasuki penis pak Arif yang panjang itu,
“akkkkhh..aaaaakkkhhh…..akakkkkh…pakkkk jangaaan……”
Aku meminta agar tidak memasukkan penisnya, aku takut kehilangan perawan yang aku jaga selama ini. Dia menatapku dengan ganas, mencium bibirku dan payudaraku diremas-remas sambilmengenyut putting susuku,
“ahhhhh pakkkk..ahhhhh…..”
Dia pandai mengalihkan, dia mencoba membuat aku nafsu dan menikmati agar aku tidak menolak dimasuki penisnya. Terus berusaha maju mundur gerakannya, penisnya maju masukke dalam,
“oooooooooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhh………..ooooooooooooooooohhhhhhhhhhhh….”
Desahan yang sangat nikmat sekaligus kesakitan, sakit banget pas masuk pertama. Aku lihat darah mengalir itu tandanya selaput perawanku sudah pecah. Aku sudah diperawani oleh guruku aku menangis air mataku terus keluar bercucuran. Pak Arif tidak mau tau memasukkan maju mundur penisnya. Menggoyang-goyangkan penisnya, memberikan tekanan yang kuat.
Aku dengan reflek mengangkat pantatku, dia semakin merasakan kenikmatan,
“oohh…oohhh…ohhh….”
Nafas pak Arif semakin cepat gerakan itu semakin keras terasa hingga aku lemas. Aku sudah terbawa ke dalam gairah pak Arif. Tak lama kemudian sperma keluar,
Cerita Dewasa – “croottttttttttttt…….ccccccccccccrrrrrrrroooooooooooot…..”
Banyak dan kental disemprotkan di tubuhku, terasa sangat lengket banget. Aku segera membersihkan dengan baju olahragaku tadi. Pak Arif terlihat lemas duduk sambil telanjang, tak lama kemudian aku segera memakai baju. Aku melihat kunci pintu dimeja aku ambil dan aku berlari membuka pintu. Aku menangis di sudut halaman sekolah, tak kuasa menahan tangis. Aku berteriak hingga penjaga sekolah mendekatiku.
Aku terus menangis tanpa berkata-kata kemudian aku diantar pulanng pak Slamet penjaga sekolahanku yang baik hati. Sampai dirumah aku tidak berani menangis karena takut ibuku brtanya-tanya. Aku langsung masuk kamar mengingat kejadiann yang memilukan kala itu. Itulah kisahku diperkosa di ruang ganti sekolah oleh guruku sendiri